Manusia memang
berbeda-beda dalam mengartikan agama dan fungsinya, menurut perspektif
pandangan masing-masing.
Pertama :ada
yang memandang agama sebagai factor yang terpenting bagi kohesi dan solidaritas
masyarakat. Disini agama dilihat sebagai factor yang essensial dari identitas
dan integrasi masyarakat.
Kedua:ada yang
melihat agama sebagagai factor perubahan social, atau dengan kata lain
memandang agama mempunyai pengaruh yang besar dalam perubahan social.
Ketiga: sekarang
timbul juga pandangan terhadap agama sebagai fungsi social.agama disini
mempunyai fungsi sebagai system interpretasi yang mencerminkan pemahaman diri
masyarakat yang mencerminkan pemahan diri dari masyarakat dan kedudukannya
serta tugasnya didalam alam semesta.
ISLAM DAN
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Dalam islam,baik
pandangan manusia maupun teknologi snya tidak ada masalah yang menghambat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.ada beberapa asumsi yang
perlu dikemukakan dalam masalah ini :
Pertama :
Al-qur’an selalu memerintahkan manusia medayagunakan akalnya semaksimal mungkin
dan menyebutkan akal sebagai anugrah besar yang tidak patut di sia-siakan.
Dalam surat ar-Rum:8 yang artinya:
“dan mengapa mereka memikirkan tentang
(kejadian) diri mereka?. Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang
ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan)yang benar dan waktu yang
ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar
akan pertemuan dengan Tuhannya”.
Dalam surat Ali Imran:191 yang artinya:
“(yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata) : “ya tuhan kami,tiadakah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau ,maka peliharalah kami Dari siksaan neraka”.
Dalam surat Al-hasyr:21 yang artinya:
“kalau sekirany Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada
sebuah gunung,pasti kamu akan meklihatnya tunduk terpecah belah disebabkan
takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia
supaya mereka berfikir”.
Juga
diperintahkan mendayagunakan pengamatan,pendengaran,penalaran dan
tanggung-jawab atas semuanya itu.
Dalam surat
Al-Isra:36 :
“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesunghguhnya pendengara,penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan-jawabnya”.
Dalam surat An-nahl:78 :
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun , dan dia member kamu
pendengaran,penglihatan dan hati,agar kamu bersyukur”.
Dalam surat Al-Mukminum:78 :
“dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian,
pendengaran ,penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur”.
Yang dimaksud bersyukur dalam ayat ini ialah menggunakan alat-alat tersebut untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan ke-Esaan Tuhan, yang dapat membawa mereka beriman kepada Allah swt. Serta taat dan patuh kepada-Nya.
Dalam surat As-Sajdah: 9 :
“katakanlah: “: Dialah yang menciptakan kamu
dan menjadikan kamu pendengaran,penglihatan dan hati.(tetapi) amat sedikit kamu
bersyukur”.
Kedua : Al-Qur’an membuat pernyataan dalam bebnerapa
bagian ayat-ayatnya bahwa bumi dan seluruh
bagian langit ditundukkan (oleh allah) kepada /untuk kepentingan
manusia(Al-Jatsiah : 13) malam dan siang dapat diatur sesuai dengan kepentingan
manusia,artinya malam yang gelap dapat diubah menjadi terang sepertisiang dan
sebaliknyasiang dapat diubah menjadi gelap,matahari dan bulan dapat
dimanfaatkan sumberdayanya (An-Nahl:12). Sungai-sungai dapat dikendalikan dan
dimanfaatkan potensinya (Ibrahim : 32),lautan dengan segala kekayaannya ,dari
bahan makanan (ikan) sampai bahan perhiasan (mutiara) akan dapat diekspoloitasi
manusia (An-Nahl : 14).
Ketiga: Narasi
Al-Qur’an berulangkali menyebut kemajuan budaya manusia dengan kemampuan
teknologinya. Gunung-gunung dapat dikendalikan,burung-burung dapat
dijinakkan,besi-besi dapat dilunakkan (diproduksi dalam berbagai macam bentuk),
cairan baja merupakan bahan yang sangat potensial dalam membuat bendungan raksasa,seperti
terkandung dalam surat Saba’:10 :
“dan sewsungguhnya telah kami berikan
kepada daud kurnia dari Kami, (Kami
berfirman): “hai gunung-gunung dan
burung-burung bertasbilah berulang-ulang bersama daud”,dan kami telah
melunakkan besi untuk-nya”.
“Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila
besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah
Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu)” Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah
sperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar
kutuangkan keatas besi panas itu ” (Q.S Al-Kahfi:96)
Keempat: Disamping itu, Al-Qur’an juga mengingatkan,
bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menyalahgunakan kemapuan-kemampuan,
menyimpangkan dari tujuan teknologiyang dikuasainya, memiliki keserakahan
eksploitatif dalam mengejar kekayaan alam sehingga merusak eko-sistem dan
mencemari kesehatan dan kelestarian lingkungan. Al-Quran melarang sikap yang
menghancurkan diri seperti yang demikian itu, hal ini diungkapkan Al-Qur’an
dalam surat Al-Baqarah:195 yang artinya “Dan belanjakanlah (harta bendamu)
dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik”
Kerusakan lingkungan baik didaratan maupun lautan
memang akibat kesembronoan manusia yang drmikian ini diungkapkam oleh Al-Qur’an
dalam surat Ar-Rum:41 yang artinya “Telah Nampak kerusakan didaratan dan
dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(kejalan yang benar ”
Dari keterangan-keterangan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa: “Islam tidak menghambat perkembangan kemajuan teknologi,
sebab teknologi yang maju akan memberikan kesanggupan kepada manusia menunaikan
tugas sebagai khalifah tuhan di bumi. Dan manusia telah debekali oleh Allah
kemampuan untuk itu hanya saja islam mengingatkan agar manusia jangan salah
arah dan salah guna, sebab akibatnya akan merugikan bahkan menghancurkan
kehidupan manusia itu sendiri”
Sumber: Muhammad Tholhah Hasan - Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman
Sumber: Muhammad Tholhah Hasan - Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar