Senin, 12 November 2012

Tipologi Hubungan Sains dan Agama


Tipologi Konflik
Menganggap bahwa agama dan ilmu pengetahuan itu saling bertentangan dianut oleh kelompok materialisme ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci
1.  materialisme ilmiah
  • keyakinan agama tidak dapat diterima karena agama bukanlah data yang dapat diuji dengan percobaan
  • sains (ilmu pengetahuan) bersifat obyektif, terbuka, dan progressif
  •  agama (kitab suci) bersifat subyektif, tertutup, dan sangat sulit berubah
2.   literalisme kitab suci
  • teori ilmiah melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan
Penyebab konflik dalam tipologi konflik ini yaitu:
          fundamentalisme sains (ilmu pengetahuan)
          fundamentalisme agama (kitab suci)
Yaitu antara agama dan sains, keduanya merasa dirinya benar (paling benar) dan saling menyalahkan yang lain

Tipologi Independensi
Dalam tipologi ini tidak terjadi konflik karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) berada di domain yang berbeda
Sains (ilmu pengetahuan) berada sebagai kajian atas alam sedangkan agama (kitab suci) berada sebagai rangkaian aturan berperilaku

Tipologi Dialog
Yaitu mencari (secara ilmiah) hubungan (konseptual dan metodologis) antara sains dan agama, kemiripan dan perbedaannya.
          KONSEPTUAL (ontologi)
  •  sains menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri (misalnya: mengapa alam semesta serba teratur?)
  •  sains digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan Tuhan dengan dunia, yakni adanya kesejajaran konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi
          METODOLOGI (epistimologi)
  •  saat sains dipahami tidaklah seobyektif dan agama juga dipahami tidaklah sesubyektif – sebagaimana yang diduga.
Sains Obyektif-Subyektif
  • Data ilmiah yang menjadi dasar sains, ternyata melibatkan unsur-unsur subyektifitas
  • Subyektivitas itu terjadi pada asumsi-asumsi teoritis yang digunakan dalam proses pemilahan, pelaporan, dan penafsiran data
  • Sebagian teori sains lahir dari imajinasi kreatif yang di dalamnya mengandalkan analogi dan model
Agama Subyektif-Obyektif
  • Agama tidak sesubyektif yang diduga
  • Data agama (pengalaman keagamaan, ritual, dan kitab suci) lebih banyak diwarnai penafsiran konseptual
  • Asbaabun nuzuul
  •  Asbaabul wuruud
Tipologi Integrasi
Dalam tipologi ini yaitu saling Memadukan antara agama dan sains, menyerukan perumusan ulang terhadap gagasan-gagasan teologi tradisional, teologi tradisional dikaji secara lebih ekstensif (luas) dan sistematis

TIGA VERSI INTEGRASI
  • natural theology: Menjadikan alam sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan. Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari (didukung oleh) bukti desain alam, yang dari alam tersebut dapat menyadari adanya Tuhan
  • theology of nature: Berangkat dari pemahaman keagamaan. Pemahaman keagamaan yang ada disinari dengan sains
  • sintesis sistematis: Pemaduan agama dan sains secara lebih sistematis > memberikan kontribusi ke arah pandangan yang lebih koheren. Dan Melalui filsafat proses > setiap peristiwa atau teori baru merupakan produk masa lalu dari tindakan dan aksi Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar